Google

9/21/2007

Bila Ginjal Menjadi Aus..!!!

Sebagai organ vital, ginjal harus dirawat sebaik mungkin. Kalau tidak, gagal ginjal, yakni kondisi tubuh memerlukan pengobatan dengan cuci darah atau cangkok, harus dijalani.Walau kecil, organ satu ini tergolong sangat vital. Ginjal atau yang disebut orang sebagai buah pinggang, berfungsi sebagai tempat membersihkan darah dari berbagai zat hasil metabolisme tubuh dan racun yang tidak dibutuhkan dalam bentuk air seni. Air seni diproduksi terus-menerus dari menit ke menit di ginjal, lalu dialirkan melalui saluran kemih ke kandung kemih. Bila cukup banyak urin di kandung kemih, akan timbul rangsangan buang air kecil.Air seni akan dikeluarkan dari tubuh melalui saluran yang disebut uretra (berada dalam alat kelamin). Jumlah air seni yang dikeluarkan setiap hari berkisar antara 1-2 liter. Dengan begitu, ginjal juga berfungsi mempertahankan keseimbangan dan mengatur konsentrasi dan komposisi cairan tubuh.Dr. Arnadi Taslim, Sp.PD, dari bagian Penyakit Dalam RS Krakatau Medika, Cilegon, menyebutkan, "Ginjal juga berfungsi mempertahankan volume dan tekanan darah, mengatur keadaan kalsium pada tulang, mengatur produksi sel darah merah dan juga menghasilkan hormon seperti Erythropoeitin atau EPO, renin dan vitamin D aktif."Begitu banyak fungsi ginjal. Karena itu, bila ada kelainan yang mengganggu ginjal, berbagai penyakit dapat kita derita. "Kelainan ginjal bisa berupa penyakit ringan seperti infeksi saliran kemih atau yang sangat berat seperti gagal ginjal yang memerlukan pengobatan cuci darah," ujar Dr Arnadi.Kelainan dapat terjadi akibat adanya kelainan pada ginjal (penyakit ginjal primer). Bisa juga akibat komplikasi penyakit kencing manis (diabetes), dan lain-lain.Kelainan ringan pada ginjal dapat sembuh sempurna bila penyebabnya bisa diatasi. Kadang-kadang cukup dengan pengobatan dan pengaturan diet.Sebaliknya, bila memburuk, kelainan ginjal berat menjadi gagal ginjal akut. Bila dibiarkan begitu saja bisa sampai tahap kronis, akan berlanjut menjadi gagal ginjal terminal (GGT).Lebih dari 50 persenMengacu pendapat Dr. Suhardjono, Sp.PD-KGH, dari FKUI, kasus gagal ginjal sekarang ini di dunia meningkat lebih dari 50 persen. "Di Indonesia sudah mencapai sekitar 20 persen," ujarnya. Di Amerika Serikat, negara yang sangat maju dan tingkat gizinya tinggi, setiap tahun ada sekitar 20 juta orang dewasa menderita penyakit ginjal kronis.Gagal ginjal adalah keadaan kedua ginjal tidak bisa menjalankan fungsinya. Penderita gagal ginjal baru dapat merasakan kelainan pada dirinya jika fungsi ginjal menurun sekitar 25 persen. Bahkan, untuk penderita yang masih muda di bawah 10 persen. Tidak heran, umumnya pasien baru ke rumah sakit atau ke dokter bila sudah berada dalam tahap terminal.Dr. Rully Roesli, Sp.PD-KGH, Ph.D, membenarkan. Menurutnya, "Gagal ginjal memang tergolong penyakit dengan gejala kurang jelas, khususnya pada stadium awal." Penyakit ini umumnya berlangsung bertahap, selama bertahun-tahun.Gagal ginjal bisa menyerang setiap orang, baik pria maupun wanita. Tidak memandang tingkatkan ekonomi. Bila gejala diketahui sedini mungkin, penderita bisa mendapat bantuan mengubah atau menyesuaikan gaya hidup."Tentu untuk memperlambat kegagalan atau menghentikan kegagalan ginjal tersebut, tergantung dari sebabnya," ujar Dr. Suhardjono. "Penyebab gagal ginjal yang utama adalah diabetes. Kurang lebih sekitar 40 persen atau lebih diabetes menjadi penyebab gagal ginjal."Seseorang yang diyakini mempunyai gejala sakit ginjal, tidak perlu risau. Kehidupan normal tetap dapat dijalani dengan baik. Dianjurkan tetap berolahraga teratur dan makan dengan takaran yang wajar.Ada juga anjuran untuk diet ketat rendah protein dengan kalori cukup. Ini pun tidka terlampau menyusahkan. Diet untuk mereka yang mempunyai tanda-tanda awal sakit ginjal tidak perlu dirisaukan, kecuali bagi perokok. Umumnya dokter menganjurkan penderita untuk berhenti merokok sama sekali.Cuci darahGagal ginjal bisa diobati dengan jalan hemodialisis (cuci darah). Dr. Rully menyatakan dialisis adalah proses pemisahan (penyaringan) sisa-sisa metabolisme melalui selaput semipermeable dalam dialisis mesin dialiser.Darah yang sudah bersih dipompa kembali ke dalam tubuh. Cuci darah bisa dilakukan di rumah sakit atau klinik yang memiliki unit hemodialisis.Ada pasien yang sudah menjalani cuci carah sebanyak 90 kali. Setiap lima kali sekali harus cuci darah. Bila saat tidur malam ia mengigau terus-terusan, berarti harus cepat-cepat cuci darah.Ada pula yang sudah menjalani cuci darah selama 15 tahun. Sekali kali cuci darah, harus mengeluarkan satu juta rupiah. Padahal, cuci darah harus rutin, minimal 8-10 kali/bulan. Itu artinya, setiap bulan harus tersedia dana Rp. 4 juta setiap tahun.Di Indonesia, pasien gagal ginjal yang harus cuci darah ada 50 ribu orang. Sayang, hanya 4.000 orang yang bisa menikmati layanan itu. Itu pun sebanyak 3.000 pasien di antaranya peserta asuransi kesehatan. "Sisanya meninggal karena tidak mampu membayar biaya cuci darah," ungkap Dr. Rully.Selain hemodialisis, ada pula terapi yang disebut dialisis peritoneal. Dialisis ini dilakukan pada selaput rongga perut oleh tubuh. Proses dibantu cairan dialisis yang dimasukkan ke rongga perut melalui pipa karet yang dipasang dengan operasi kecil.Selaput peritoneal berfungsi menyaring dan mengeluarkan sisa metabolisme. Ini bisa terjadi karena pembuluh darah pada selaput peritoneal berfungsi sebagai saringan ginjal.
Sumber: Senior

No comments: